11.4.12

Dear blog..

Ok. So, I was working on my new post on my lab's desktop and forgot to copy it to here then it's poofing and gone. Is this a pissing off week or what? I'll try to bring my mood back here then I'll write a new one. But maybe it wont be as good as my last-made, so I kinda feeling sorry for myself. *Note-to-self : Dont be a grandma before the proper time*


Jadi, gue akhirnya menjalani kuliah gue disebuah Politeknik swasta dibilangan Jakarta, dan mengambil konsentrasi (atau jurusan atau program studi, whichever sounds same for me) Manajemen Informatika atas pilihan orang tua dan atas kesotoyan gue. Dan gue merasa welcome and welcomed (dafuq apaan tuh) pada awalnya. Ya. Harusnya aku dari awal tak pernah percaya kata-katamu. Atau kalian. Once again, whichever sounds same for me. Hingga suatu ketika, petaka terjadi.


Entah ini petaka atau apa, kampus gue yang dipenuhi oleh jurusan teknik teknik dan juga spesies manusia bergender laki-laki ini, menjadi semacam taman bermain buat gue. Gue kenal dan kenal dengan banyak orang dari semua jurusan yang of course mayoritas laki-laki (cuma jurusan gue yang cewenya paling banyak dan itu, sekali lagi, entah petaka atau apa) dan mereka menyenangkan serta welcome sama gue. Dan gue, pada dasarnya memang lebih banyak menjalin pertemanan yang masih awet sampe sekarang, dengan gender yang bersangkutan (kayak sama kevin hapy zihar emir dll) tapi ga menutup kemungkinan gue berteman dengan perempewi yang asik2 (kayak tania firsty danty riri winny jiwi ranti dll dll) dan menerima apa adanya serta tidak memasukkan masalah terlalu deep down kedalam hati.


Dan bertemanlah gue dengan semua orang. Kemudian terjadilah suatu insiden dimana gue suka dengan salah satu teman gue diluar angkatan gue. Deg. Deg. Deg. Dan emang deket juga, pada saat itu semacam tiap hari ketemu, makan bareng, and those kind of activities, dan gue pun bercerita kepada orang-orang (gatau juga orang apa bukan, mari anggap saja dulu orang) yang dekat sama gue dikelas pada awal hidup gue ditempat ini. M... Mungkin mereka bosen denger gue cerita tentang orang ini, dan berteman dengan orang ini, mainnya sama ini, deketnya sama ini, dan begitulah akhirnya selama beberapa bulan kemudian lupa juga tepatnya habis apa, mereka tidak menegor gue. Not. Even. A. Single. Piece. Of. Shit.


Pada awalnya gue gak ngerasa itu sebagai suatu yang yaaah gimana ye, hebat gitu. Tapi, dikacangin berbulan bulan dan ketemu muka setiap hari emangnya ga berasa apapun? Inilah awal kisah tragis gue ditempat perkuliahan tersebut. Gue pun gak merasa melakukan kesalahan, karena mereka bilang untuk jadi diri sendiri, kita semua keluarga, dan bla bla bla those bullshits, yang akhirnya menjadikan gue mengeluarkan sifat asli gue yaitu berisik, bacot, serampangan, petakilan, dan lain-lain. Tapi ternyata, mereka makan ludah sendiri dengan gak menerima sifat asli gue.


Gue pada saat itu yang masih gaktau apa salah gue, cuma bisa diem dan menghadapi kenyataan kalo kata-kata "Lo gak hidup sendiri di dunia ini" merupakan kata-kata manis semata. And yeah, so that thing's still goes on 'til i took my last breath here, gue saking gaada temennya, akhirnya kemana2 sendirian. Pipis, solat, makan siang, kemana-mana LITERALLY kemana-mana. Sampe dibilang anak ilang sama kakak tingkat, anak prodi lain, dll dll. Malukah? Lumayan, masalahnya gue gatau apa salah gue.


Dan pada suatu ketika, terjadilah hari evaluasi dimana orang-orang (yang masih tanda tanya besar buat gue apakah mereka ini orang atau kardus bernafas) ini mengajak kita semua untuk jujur satu sama lain ada masalah apa dikelas ini. Oh yeah, gue dicecar habis-habisan di ruangan tersebut. Makasih evaluasi, gue tidak merasa ini evaluasi kelas tapi judgement day buat gue sendiri. Mereka bilang gue kasar, berisik, gak kasian apa sama anak daerah tiap hari lo bentak-bentak, galak, dan mereka takut buat ngomong itu semua ke gue, terus yang terparah sih........gue katanya terlalu lebay kalo ngomongin orang. Terutama cowo. Hm...... Sejak kapan kehidupan pribadi gue masuk ke masalah kelas? Kalo gue menganggap kalian sebagai teman gak bisakah kalian menganggap gue sebagai teman juga? Dan gue langsung sakit hati disitu, emang gabisa ada pemberitahuan dulu ke gue, haruskah memperlakukan gue sebagai angin selama berbulan-bulan cuma demi gue sadar? (Ohya gue ini otak batu, tipe orang yang harus diperjelas, dan bukan cenayang jadi gak bisa nebak-nebak) Dan gue pun menyadari satu hal disitu, There's not even a single piece of hit given to me and so i will do the same. They told me to change, but they didnt change their behaviour either.


Gue pun menjalani hidup biasa2 aja selama bulan2 selanjutnya, yaudeh gada gunanya buang-buang tenaga emosi dan ngumpulin dosa demi lo semua, jadi gue memberi label 'yasudahlah' untuk hidup gue dibelahan dunia sebelah sini. Selama setelah evaluasi, gue masih tidak diterima di komunitas yang bersangkutan, tapi gue tidak memaksakan diri untuk melakukannya. Jadi, i keep standing on my own feet after these dumping things. Walaupun gue sakit hati dan diri gue yang terlalu mencintai mereka semua sampe gue membela2 mereka depan nyokap gue padahal udah jelas gue yang dizolimi disini, gue sampe berfikiran mau resign karena gak kuat dengan friends-arent-look-alike disini dan bokap gue udah setuju, nyokap setujunya setengah hati, dan kakak gue tidak setuju sama sekali. Jadi.. gaktau suara siapa yang menang, dan gue akhirnya memutuskan untuk melihat situasi kelanjutan baru deh ambil keputusan. Yang kemudian membiasakan diri gue untuk lebih ngapa2in sendiri. Dulu gue bener2 selalu ditemani kemanapun itu :' and thing has changed.


Setelah tidak diterima dan gue fine-fine aja, gue menjalani hidup seperti sedia kala. Dengan lebih ceria tentu saja, gada gunanya hidup gue disusah2in demi kalian. Things suddenly goes normal. Hingga beberapa hari lalu...


Kamis sebelum long weekend Jumat Agung, gue iseng buka2 hp Aida. Gue liatlah bbmnya sama Nayah. Dan ada nama gue di conversation tersebut. Intinya sih mereka ngomongin gue yang katanya tidak berperikemanusiaan karena dengan senang hati dan suka-ria bertanya "Aida, apakah kamu sangat menyayangi Hasan? Gebetanmu itu? Karena dia beberapa hari ini terus nge-chat gue dengan kata-kata yang yah... Lo bisa nilai ndiri deh pokonya..". Jadi, Hasan ini adalah mahasiswa prodi TAB, orang yang baik dan sopan serta agak pemalu, dan dia adalah gebetan Aida. Namun, menurut analisa gue, dia ini gak suka sama Aida, mungkin bahkan cuma mempermainkan Aida aja. Terus, dia mulai ngechat gue sejak gue ikut lomba fotografi di Polimedia, doi ada disitu karena ikut lomba futsal. Gue sih biasa aje, yelah temen doang kan. Cuma chatnya begitu. Dan gue bisa menilai, bagaimana berbedanya chat dia ke gue dengan chat Aida ke dia yang notabene jarang dibales malahan sms juga dicuekin atau apalah begitu pokonya. Apa mungkin Hasan terlalu cool? Apa emang gimana? Bukan urusan gue pastinya, tugas gue disini cuma menginformasikan ke Aida kalau pujaan hatinya berlaku aneh pada kaum hawa lain. Gue berharap, dengan begini, Aida tidak lagi berharap banyak ke Hasan. Dan gue salah besar. Dalam penyampaian gue yang bentuknya pertanyaan diatas, gue sambil senyum2 ceria, tanpa dosa dan beban (ya emang ini bukan beban buat gue kok -_-) dinilai sebagai suatu kesalahan besar. Karena, Aida menangkap kalau gue juga suka sama Hasan dan atau malah gue yang mempermainkan Hasan. Tau 'What-The-Hell' gak? Itulah perasaan gue pada saat gue baca chat Aida-Nayah pada Kamis lalu. Dan Nayah juga malah ngomporin "Udah sih da gausah dipikirin ghea juga kan gajelas suka sama siapa deketnya aja sama banyak cowo, kasian hasan kan kalo dia jadi nantinya sama hasan."


Pertama, gue gak suka Hasan and that's what makes me gabakal jadian sama temen sendiri. Kedua, gue jelas suka sama siapa dan seisi kelas bahkan seisi prodi tau itu (walaupun udah enggak). Ketiga, kenapa harus pura-pura baik sih, dear Aida? Sebelumnya gue pernah nanya ke Elvira, apakah Aida marah ke gue setelah gue ceritain hal sebenernya, dan Elvira bilang "Enggak kok ghe, biasa aja dia.", Elvira ini orang yang bisa dipercaya makanya gue percaya dia, dan dia juga gakmau Aida dipermainkan oleh Hasan makanya dia mendukung tindakan gue. Jadi, gue kira semua yang udah turn normally jadi berubah drastis kembali dalam hidup gue. Oh atau mungkin Nayah dendam kali soalnya dia suka sama Rega dan Rega menye2nya sama gue, tapi curhatnya sama Nayahnya. Mungkin sakit hati, tapi gue juga taunya baru lately kok, none of my business dong?


Haah.. Tambah rumit aja sih disini. Lo mau tuh ambil aja kali, gue juga bertemen doang sama semua. Gue memiliki prinsip, gue berteman dengan siapa saja. Kalo mereka berharap lebih, apakah itu urusan gue untuk meladeni satu persatu? Ten. Tu. Ti. Dak. Jadi, gue tidak mempermasalahkan hubungan pertemanan gue dengan semua orang. Kita semua berteman biasa, and that's enough.


Dan sampe hari ini gue tidak bertegur sapa sama salah satu atau mungkin salah dua dari mereka. Hem. Kata Ayu, kita gak boleh gak saling bertegur selama lebih dari 3 hari, tapi kan gue gaada urusan Yu sama mereka, apakah ini masuk ke hukum tersebut? Gue gak ngomong karena emang gaada urusan kok. Dan itu juga masih menjadi tanda tanya besar buat gue. Sekarang gue kembali jadi cuma bisa mempercayai segelintir orang doang, gak semua. Fu. hu. hu. Capek sih kayak gini, susah amat sih punya temen disini. Hidup-hidup gue kenapa jadi lu yang urusan bener kayanya. T_T Huks. Jadi cedih lagi.


Sebelum gue udahan, tadi gue lagi bengong-bengong gabut didepan laptop mencari inspirasi, dan tiba-tiba ada cacing terbang dari langit kekasur gue. Gue kaget sekagetnya dan gue hempaskan cacing ybs ke lantai berdebu dipojok kamar. Setelah mendokumentasikan cacing ybs, gue kembali gabut bengong-bengong. Sampai ditengah2 gue ngetik si calon posting ini dan gue menemukan cacing ybs udah menggeliat diatas meja. Oh. Mai.. Gue pun ngambil gunting dan membuang cacing ybs ke tong sampah depan kamar. Dan kata Kiki, itu bukan cacing melainkan kelabang atau kaki seribu. (Btw gue jadiin dp bbm. Hati gue sedang heroik sepertinya) Entahlah makhluk apa itu. Pokoknya menggeliat.




Btw gue cerita pada selayar laptop ini karena gue pikir.....  Orang-orang mungkin capek denger gue ngomong soal masalah2 yang tak kunjung padam ini, jadi gue tuangkan semua kesini. Blogku yang paling kucinta dan kusayang, yang telah menemani dikala susah maupun senang, sedih maupun galau, dari gacin ke gacin, dari gacin ke gak gacin, dari gak gacin sampe gacin bertubi-tubi, dari sakit ke sembuh, dari semua ke semua. Siapa yang sangka hidup seorang gue yang biasanya dipenuhi cerita aneh, bisa jadi begini ragamnya? Walaupun dunia bergonjang-ganjing, cuma gue yang paling setia. Aku padamu blogku. <3, @gheagayatri